Wake Up
Sudah tidak bisa dihitung jari berapa banyak sudah dokter yang keluar masuk ruangan untuk sekedar mengecheck keadaan pasiennya. Ini sudah hari ketiga pasca kejadian Cassa menculik Nora, tetapi ia juga belum bangun dari tidur panjangnya. Nora sudah melakukan operasi untuk menghindari kegagalan jantung dan operasi itu berhasil sepenuhnya. Tapi sekarang masih belum ada tanda-tanda bahwa Nora akan sadar. Gafa sudah marah-marah ke profesor yang menangani Nora, yaitu Kenzo, tapi lagi-lagi ia disuruh untuk bersabar sedikit lagi dan Kenzo bilang bahwa dirinya sudah berusaha berbagai cara untuk Nora bangun dari tidurnya.
Gafa mengaitkan jemari-jemari kecil yang terlihat pucat dan dipandanginya jari manis Nora yang sangat kosong. Sepertinya ia menghilangkan cincin pertunangannya. Gafa melepaskan kalung miliknya yang bergantung cincin ditengah-tengah, ia memasangkan cincin miliknya ke jemari kecil Nora. Walaupun terlihat kelonggaran tapi itu terlihat sangat cantik. Gafa tersenyum kecut dan kembali menggenggam tangan Nora seraya mempejamkan mata berdoa kepada Tuhan agar Nora terbangun untuk hari ini.
“Kamu kenapa tidur terus…. Kamu nggak kangen aku?” ucap Gafa dengan suara lirihan menahan tangis.
Jemari kecil tiba-tiba saja bergerak membalas genggaman telapak tangan besar milik Gafa. Gafa yang sadar akan itu langsung membukakan mata lebar-lebar memastikan jemari Nora yang memang merespon hal itu. Gafa berdiri menaruh tangan kirinya di atas kepala Nora mengelusnya pelan.
“Nora, kamu denger suara aku?” tanya Gafa berbisik di telinga Nora.
“Kalau kamu denger suara aku gerakin tangan kamu.”
Jemari Nora bergerak di dalam genggaman tangan Gafa untuk menjawab pertanyaannya. Gafa tersenyum sumringah dan segera memencet bell yang berada di samping ranjang rumah sakit.
Nora membuka kelopak matanya perlahan untuk beradaptasi dengan sekitarnya. Panca indera tercium bau obat-obatan rumah sakit. Ia merasa badannya sangat lemas sekarang, bahkan untuk berbicara sekalipun seperti sudah mengeluarkan energi yang cukup banyak. Kenzo datang bersama Dextar di belakangnya membawa alat-alat periksa. Kenzo memeriksa keadaan Nora dengan senyuman yang tidak pernah luntur, ia sangat bahagia Nora bangun dari masa komanya.
“Keadaan semakin membaik dan pasien sudah kembali sadar.” Kenzo melirik Nora sekejap, “Pasien akan dikirimkan jam makan siang nanti. Makan yang banyak ya, Nora,” ujar Kenzo tersenyum kepadanya dan izin pamit pergi dari ruangan bersama Dextar.
“Nora terkeren!” seru Dextar mengacungkan jempol sebelum ia menutup pintu ruangan VIP rumah sakit.
Nora terkekeh seraya mengangguk sebagai jawaban.
Gafa memeluk Nora pelan agar ia tidak merasa kesakitan. Ia melingkarkan tangannya di pundak Nora, menyandarkan kepalanya di atas kepala Nora. Nora mempejamkan matanya merasakan hangat pelukan sang tunangan, ia dapat menghirup aroma wangi badan Gafa yang sangat fresh. Alih-alih menyadarkan kepala kini Gafa mengecup dahi Nora pelan kemudian mengusap-usap pundak Nora.
“Makasih untuk tetap memilih bertahan bersamaku…”