Wake up.

Setelah memarkirkan mobil di depan rumah sang kekasih, lelaki itu turun menyapa perempuan yang sedang siram tanaman.

“Selamat pagi,” sapa Jergas ramah.

“Pagi, Mas. Ini pacarnya Salsa ‘kan? Masuk aja langsung ke atas,” ujar Bibi Hasnah.

“Gapapa emangnya, Bu, kalo saya langsung ke atas?” tanyanya.

“Gapapa, Mas. Bangunin aja, kalo mau minta temenin Coby, sepupu Salsa ada di dalam.”

Jergas mengangguk paham dan meminta izin untuk masuk ke dalam. Langkah kaki lelaki itu masuk ke dalam kediaman sang kekasih, melihat sekitar di dalamnya begitu takjub dengan furniture berwarna putih.

Di sisi lain ia melihat ada setumpukan paket berjajar, Jergas cukup kaget. Salsa beli apa sebanyak ini?

Sampailah langkah itu ke ruang keluarga, melihat ada seorang lelaki yang ia ketahui pasti itu sepupu Salsa.

“Hai, nama kamu Coby ‘kan?” tanya Jergas.

Coby tidak menjawabnya sama sekali sibuk dengan dunia gamenya.

“Temenin aku yuk bangunin Kak Salsa,” ajak Jergas namun Coby tetap tidak menghiraukannya.

“Nak ganteng, temenin mas ini bangunin Kak Salsa yuk. Bibi mau masak nih,” ujar Bibi Hasnah yang datang dengan bahan masakan di tangannya.

Coby berdecak kesal dan menyuruh Jergas untuk mengikuti dirinya. Jergas menelan saliva sepertinya Coby kesal di ganggu saat bermain game.

Coby mengetuk pintu kamar Salsa, “Kak, ada yang nyariin nih,” kata Coby sedikit berteriak.

“Masuk aja bang,” ucap Coby dingin.

“Eh, jangan ini ‘kan kamar perempuan.”

“Oh iya,” Coby mengetuk pintu lagi dan memasuki kamar Salsa yang sangat gelap.

Jergas menunggunya di depan kamar Salsa. “Baru sepupunya Salsa, Jer. Belum bunda sama ayahnya.” batin Jergas mengelus dada.

“Kak! Kak Salsa bangun buruan, ada cowo itu nyariin,” ucap Coby menarik-narik selimut Salsa.

“Kak buruan! Aku disuruh mama beli keperluan rumah sama kamu,” teriak Coby berusaha membangunkan sang kakak sepupu.

“Jam berapa sekarang…?” tanya Salsa dengan suara khas baru bangun.

“Jam 8! Buruan mandi cepetan! Ada cowo itu nyari kamu.”

Salsa yang tahu siapa cowo yang dimaksud Coby pun buru-buru lari ke kamar mandi untuk bersiap.

Sungguh pasti Jergas akan marah karena ia yang terlambat untuk bangun. Semalam Salsa keasikan dengan drama korea yang ia tonton sampai lupa waktu, ia tidur di jam 2 pagi hari.

Coby menutup pintu kamar Salsa dan melihat lelaki yang tingginya tak terlalu jauh dengannya. “Udah bangun Kak Salsanya, nunggu aja bang dibawah.”

Jergas mengangguk dan mengikuti Coby turun kebawah. Coby kembali sibuk dengan game yang ada di handphonenya.

“Abang temennya Kak Salsa?” tanya Coby tiba-tiba.

“Bukan, aku pacarnya,” jawab Jergas canggung.

Coby refleks menatap Jergas kaget. Setahu dirinya Salsa tidak pernah berpacaran, pernah tapi sama Harsan sewaktu sd.

“Seriusan, Bang?”

Jergas terkekeh dengan respon Coby, “Iya serius dong.”

Coby menggelengkan kepalanya tidak percaya kalau sepupunya bisa berpacaran, padahal Ayah Salsa menurutnya sangat galak.

“Sejak kapan, Bang?” tanyanya lagi.

“Baru-baru ini kok.”

Coby ber-oh ria lalu kembali sibuk dengan gamenya. Jergas mengintip sedikit melihat Coby sedang bermain “Mobile Legends” dihandphonenya.

“Rank kamu apa, By?” tanya Jergas membuka obrolan lagi.

“Epic 2, Bang. Kemarin baru season juga.”

Jergas mengangguk paham, “Ayo main bareng, aku gendong nih.”

“Emang rank punya abang apa?”

“Aku legend 1 nih, otw mythic.”

“Cepet banget naiknya, Bang,” ujar Coby tidak percaya.

“Iya aku ‘kan main bareng sama temen,” jawab Jergas terkekeh.

“Sama si Harsan ya?”

“Loh? Kamu kenal Harsan?”

“Kenal, aku sering mabar sama dia dulu. Tapi sekarang dia ngga pernah ngajak lagi, sombong.”

“Pantesan dulu Harsan bilang ada bocil smp yang ngajakin dia main bareng, ternyata kamu.”

Coby mengangguk, “Ayo, Bang. Main bareng sekalian nunggu Kak Salsa turun.”

“Ayo.”

Jergas menganggap pendekatan dirinya dengan Coby adalah peluang yang besar untuk dirinya, agar lebih dekat mengenal Salsa dalam waktu dekat ini.