Selesai

“Kabar kamu gimana hari ini?”

“Baik tapi nggak begitu baik juga.” Kenzo terkekeh.

Di sinilah mereka bertemu, dibangku yang sama saat Gafa duduk disebelahnya pada malam hari. Tapi figuran yang duduk disebelahnya kali ini bukan Gafa, melainkan Kenzo. Pertemuan kali ini adalah pertemuan yang sangat berat buat Nora, kenapa? Karena mereka harus mengupas salah satu cerita dari masa lalu yang membuat Nora enggan untuk jatuh cinta lagi.

“Kakak sendiri gimana? Baik?” tanyanya.

“Aku baik kok,” jawabnya dengan nada tidak bersemangat.

Gadis itu tersenyum terpaksa menatap langit-langit pagi hari sambil menghirup udara segar. “Maaf ya, Kak.”

“Bukan salah kamu. Ini semua juga salah aku.” Nora mengangguk sebagai jawabannya.

“Kamu inget nggak waktu kita main air di taman kampus belakang?”

“Ingetlah! Hahahaha.”

“Seru ya dulu.”

“Iya seru sebelum Kakak berubah,” kara Nora dengan sengaja.

“Maaf….”

It’s okay. Aku juga ngerti kok.”

Kenzo menghela nafasnya berat. Ia sebenarnya sangat tidak rela untuk membahas masa lalu yang sangat menyakitkan Nora, ia tidak tega.

“Kita udah nggak bisa ya, Nor?” Kenzo bertanya yang sudah tahu akan jawaban dari Nora. Sangat mustahil jika mereka bisa balik bersama.

“Kakak ‘kan tau sendiri gimana…. Aku hari ini tunangan, Kak.”

“Iya aku tau, maaf…”

Kenzo menatap leher jenjang Nora yang berada kalung cantik disana. Pasti itu hadiah dari Gafa, mana mungkin Nora masih memakai hadiah pemberiannya di masa lalu.

“Nora.” panggilnya.

Hm?

“Aku minta maaf kalau aku pernah buat kamu sakit hati. Aku minta maaf kalau aku di masa lalu brengsek seperti yang kamu bilang waktu itu. Maaf belum bisa kasih lebih di masa lalu, maaf jug——“

“Kak stop!” Nora sudah muak mendengar kata maaf yang dilontarkan oleh pria tersebut. Mendengar kata maaf membuat dirinya semakin mempunyai rasa bersalah kepada Kenzo karena harus membuatnya meminta maaf yang berulang kali.

“Aku udah denger ucapan maaf Kakak dari dulu. Dari pas Kakak kirim bucket bunga yang berisi surat permintaan maaf, sampe makanan yang berisi surat permintaan maaf Kakak.”

“Kak, aku tau dulu kita masih bisa buat bareng. Tapi sekarang udah nggak bisa Kak. Ini bukan tentang kesalahan Kak Kenzo aja, tapi salah aku karna menaruh perasaan lebih waktu itu.” Nora berbicara dengan nada bergetar mengeluarkan semua unek-unek yang ia tahan sejak lama.

Kenzo bergeming, ia bingung harus apa sekarang. Haruskah ia memeluk gadis itu atau membiarkannya untuk terus mengeluarkan segala unek-uneknya.

“Semuanya terlambat, Kak.”

“Aku beruntung bisa kenal deket sama kamu dulu, makasih ya?”

Mendungan air mata yang Nora tahan tidak bertahan lama. Ia menundukkan kepala yang menutupi wajahnya dengan rambut agar tidak terlihat sedang menangis. Sedangkan Kenzo menatap ke arah langit untuk menahan tetesan air mata kesedihannya.

Last hug?” tawar Kenzo.

Nora mengangguk dan memeluk Kenzo lebih dulu, Nora memeluk Kenzo erat seperti tidak mau ditinggal pergi olehnya. Menangis tersedu-sedu di dalam dada bidang pria tersebut. Kenzo memeluk Nora menggunakan satu tangannya, sedangkan tangan sebelahnya mengelus-elus rambut Nora untuk menenangkannya. Untung taman pagi hari ini tidak terlalu ramai, jadi keduanya bebas untuk mengeluarkan segala kesedihan di pagi hari ini.

“Makasih ya Kak pernah jadi orang yang aku banggain.”

“Aku juga berterima kasih atas segala kenangan indah kita berdua.”

“Jaga kesehatan ya? Jangan sampe sakit karena aku nggak mau obatin kamu, jaga pola makan yang bener jangan sampe kecapekan, okey?” Nora mengangguk masih di dalam pelukan Kenzo dan menangis sampai badannya bergetar.

Saat sudah merasa tangisan Nora mereda Kenzo melepaskan pelukan dan menghapus sisa air mata yang berada di pipi Nora.

“Aku pamit ya? Semoga lancar buat acara tunangan kamu. Maaf kayanya aku batal dateng karena ada sedikit masalah di rumah sakit. Bahagia terus ya, Adik kecil.” ucap Kenzo.

“Kak…” Nora masih belum menyangka kalau perpisahannya dengan Kakak tingkatnya dulu akan sepedih ini.

“Gapapa, kita masih bisa jadi temen.”

“Hati-hati dijalan ya, Kak.”

Kenzo mengangguk seraya bangkit dari bangku tersebut pergi meninggalkan adik kecil yang ia dulu sangat sayangi. Tolong buat Gafa jangan sakitin Adik kecil yang gue sayang. Cukup gue aja yang sakitin dia, lo jangan. Sampai ketemu lagi Seinora, Adik kecilku.