OWJN

Sakit hati anak perempuan saat ini adalah di saat seorang Papa yang sudah tidak mau melanjutkan kehidupannya. Kalimat “Waktu Papa nggak banyak Nora. Menikahlah, Papa hanya ingin melihat putri Papa menikah dan hidup berbahagia.” terus berulang-ulang di kepala Nora. Sungguh, ini sangat berisik dan menganggunya. Gadis itu memandangi banyak sekali selang kabel yang menyatu dengan badan sang Papa. Sebenarnya ia tidak begitu kuat untuk sering berkunjung seperti ini. Namun, apa boleh buat? Ia harus tetap ada disamping sang Papa.

“Mau ngobrol nggak?” ucap Jake yang berada disampingnya menatap sang Papa teduh.

Nora menghela nafasnya berat lalu mengiyakan ajakan tersebut. Meninggalkan Mbak Linda, istri dari Jake.

Mereka pergi menuju kafe yang berada yang tidak jauh dari Rumah Sakit dan terlihat sepi, aman untuk Nora untuk tidak akan fans yang mengenal dirinya. Sepasang Abang dan Adik memesan minuman terlebih dahulu baru memulai perbincangan ini, sebenarnya ini adalah kegiatan yang mereka sering lakukan saat Jake sedang pulang ke tanah air tercinta. Bukan hanya dengan Nora saja, begitupun dengan Hanniel.

“Kabar kamu gimana? Everything good?” tanya Jake dengan senyuman.

Yeah…. Everything is good, but sometimes it doesn't go what I want,” jawab Nora dengan nada sedih.

Jake terkekeh dengan gaya bahasa Nora, tidak menyangka Adiknya sudah tumbuh besar. “Kenapa tuh? Pasti ada masalahnya.”

“Iya pasti ada ngga sih Bang disetiap kehidupan masing-masing?”

“Iya, memang selalu ada. Makanya Tuhan maha adil, Nora.”

Nora lagi-lagi menghela nafasnya berat. “Kabar Abang gimana? Seru pasti bisa sering keliling dunia.”

“Mana ada. Gua juga kerja kali nggak liburan,” jelas Jake yang matanya menuju handphone miliknya melihat ada notifikasi masuk atau tidak dari sang Istri.

“Btw, papa ngomong apa sama lo?” tanya Jake penasaran menyilangkan tangannya di meja.

“Itu… papa anu…” jawab Nora ragu.

“Apa? Bilang aja. Gue juga nggak bakal kaget kalo denger lo mau dijodohin.” Jake tertawa kecil meledek Adiknya.

“LOH??!! LO KATA SIAPA??!” Nora panik. Sebenarnya Papa tidak bilang bahwa dirinya akan dijodohkan. Cuma menyuruhnya untuk segera menikah, tapi Jake bilang ia akan dijodohkan? Wah nggak beres.

“Lah? Papa nggak ngomong gitu emang?” Jake ikut bingung dengan penjelasan dari Nora.

“NGGAK GILA!! Jangan ngarang, Bang! Spot jantung gue.” Nora mengelus dadanya sakit.

“Tapi bener kok. Lo bakal dijodohin sama salah satu temen bisnis papa.”

“Bang? Gue masih muda anjir! Masa nikah beneran,” rengek Nora yang masih tidak mempercayai fakta ini.

“Umur segini juga udah cukup buat nikah kali, Nora.”

“Tapikan gue masih mau berkarir.”

“Jodoh lo juga masih berkarir kok, tapi nggak di bidang bisnis juga sama kaya lo. Mungkin dia nanti stop? Terus lanjutin perusahaan keluarganya,” jelas Jake yang dapat membuat buku kuduk Nora terangkat merinding.

“Di bidang apa emang dia?” tanya Nora penasaran dengan siapa ia akan dijodohkan.

“Masih rahasia.”

Nora berdecak kesal lalu melamunkan diri. Setelah ini apa yang akan ia ambil? Haruskah ia menyetuji dengan perjodohan ini agar Papa senang, atau ia harus kabur dan harus tetap menjadi independent woman seperti waktu Bunda kala dulu? ini pilihan yang sulit. Disatu sisi ia ingin menyenangkan Papa dan disatu sisi lainnya ia sangat membenci pernikahan saat muda, itu akan terlihat seperti drama-drama Korea pada umumnya yang pernikahannya tidak akan bertahan lama. Nora sangat memegang prinsip untuk menikah sekali seumur hidup, ia sangat tidak ingin memegang kata janda di namanya.

“Hey!” panggil Jake memecahkan lamunan Nora.

“Nggak usah dipikirin dulu. Waktu lo masih panjang kok, nggak harus besok nikah juga.“ jelas Jake yang membuat Nora tersenyum.

“Tapi minimal tunangan di bulan ini.” Luntur sudah senyuman manis Nora di wajahnya dan kembali mendiamkan diri.

“Udah gila!” cetus Nora yang sudah kesal.

“Lusa ketemuan sama anaknya gih. Nanti Abang atur semua tempatnya bakal aman jauh dari fans-fans lo.”

“Bang…. Jangan bilang lo pulang cuma buat ngurusin ginian demi papa?” Nora yang tidak yakin dengan apa yang mereka obrolkan dari tadi hanya membahas tentang perjodohan sialan inu.

“Inget, pilihan papa nggak pernah salah. Buktinya Linda baik ‘kan ke Abang sama kalian?” ucap Jake menyakini Adiknya agar tidak terlalu takut. Toh, ini hanya pertunangan formalitas saja. Selebihnya diatur dengan perasaan masing-masing untuk tetap berlanjut atau tidak dalam ikatan pertunangan.

Nora hanya diam mencoba mencerna apa yang Abangnya itu bicarakan panjang lebar. Ini seperti mimpi menurut Nora, tolong siapapun bangunkan dirinya.