Night Ride
Gafa sudah mengenakan pakaian andalan penyamaran miliknya sebelum menancapkan gas motor untuk mencari ketenangan. Ia dahulu sering kali keluar malam untuk sekedar mencari angin malam. Namun, untuk sekarang itu sangat susah, mumpung ada waktu luang ia harus memanfaatkan kesempatan kali ini.
Ia merampas dan mengenggam kunci motor kesayangannya erat-erat. Dengan langkah gusar keluar dari apartemen menuju parkiran motor.
Gafa melihat disekelilingnya sebelum naik dari motor. Takutnya ada seseorang yang mengenal dirinya, walaupun sudah memakai pakaian penyamaran tetep saja ia takut fans akan mengenalinya.
“Itu Nora bukan ya?” Gafa menyipitkan mata untuk memastikan.
Gafa yang penasaran setengah mati pun mendekati gadis itu untuk lebih memastikan. Apakah bener itu Nora atau hantu gaib dengan rambut panjang yang duduk di bangku taman sendirian.
Dan ternyata itu benar Nora yang sedang duduk berdiam diri dengan tatapan kosong. Terlihat sedang banyak pikiran.
“Udah malem kali, Nor,” ucap pria itu tiba-tiba dan duduk di bangku kosong sebelah Nora.
“Eh? Gaf, hahaha.” Nora menoleh kaget dengan kehadiran Gafa yang tiba-tiba menghampirinya.
“Lagi mikirin sesuatu, ya?” tanya Gafa yang mengikuti arah pandang Nora di depannya.
“Iya nih, biasalah.”
Gafa tersenyum kecil dan ikut hanyut dalam keheningan yang diciptakan oleh keduanya.
“Lo mau kemana rapih banget?” tanya Nora yang dari tadi memperhatikan pakaian Gafa yang terlihat seperti penyusup bayaran.
“Mau cari angin tadinya naik motor. Terus ngeliat lo lagi duduk sendirian pengen datengin.”
“Ohh, kirain mau pergi main.”
“Hahaha, jarang ada waktu buat main, Nor.”
“Sama sih…”
Keduanya kembali hening dalam pikiran masing-masing. Hanya ada suara jangkrik dan nyamuk yang bersautan ditelinganya.
Nora menghela nafasnya berat menatap bintang-bintang dilangit yang cukup menerangi malam hari ini.
“Lagi capek banget ya, Nor?”
Nora terkekeh tanpa mengalihkan pandangannya. “Iya, capek banget sama bingung juga sama diri sendiri.”
“Mau ikut cari angin sambil keliling Jakarta nggak?” Gafa menawarkan dengan rasa percaya diri. Entahlah pasti ada kata penolakan dari Nora tentunya.
“Boleh?”
“Ya— ya boleh lah!” seru Gafa yang terlihat gugup.
Nora tersenyum bangkit dari tempat duduknya. “Ayo!” ucapnya dengan semangat.
Gafa tertawa kecil tanpa sepengetahuan Nora dan memimpin jalan untuk ngambil motornya terlebih dahulu.
“Lo ada helm dua?” tanya Nora melihat hanya ada 1 helm yang menyangkut di spion motor.
“Ada di dalem loker nanti gue ambilin. Ini buat lo dulu.” Dengan Naluri hati Gafa memakaikan helm kepada Nora dengan hati-hati.
Setelah memakaikan Nora helm ia segera bergegas mengambil helm untuk ia kenakan di dalam loker.
Dalam waktu 5 menit Gafa kembali dengan helm yang sudah terpasang di kepalanya.
“Gaf, boleh nggak gue aja yang nyetir motor lo?”
“Hah? Serius?”
“Iya serius. Janji deh nggak kenapa-napa.”
Gafa berpikir sejenak untuk mengizinkannya atau tidak. Ini perihal hidup dan matinya ada di tangan gadis tersebut. Mengingat ini permintaan dari Nora, gadis yang ia idam-idamkan untuk menjadikan kekasihnya. Jadi tanpa berpikir panjang Gafa iya-kan saja.
“Boleh nih.” Gafa mengasihkan kunci motor miliknya yang ia ambil dari saku celana.
Nora saat menerima kunci motor tersebut tersenyum lebar dan segera menaiki motor sport milik Gafa.
“Ayo naik!” seru Nora dengan senyuman yang tidak pudar sedari tadi waktu ia menyerahkan kunci motor kepadanya.
“Hahaha. Ayo! Ayo!” Gafa menaiki motornya dengan berat hati. Tapi ia harus mempercayai gadis itu tentang keselamatannya.