Morning Cantik
tw // kiss
Pagi hari ini sudah dimulai dengan drama air di unit Gafa mati. Katanya sih lagi ada gangguan saluran air, beberapa unit di apartemen mati, termasuk unit Gafa. Untungnya ia bertetangga dengan sang tunangan, coba kalau nggak? Bisa beneran nggak mandi seharian dia.
Sudah sejam lebih Nora menyiapkan menu sarapan, sebenarnya ia tadi hanya berniatan untuk membekali sarapan untuk Gafa karena ia pikir Gafa hari ini ada urusan keluar. Namun, ternyata tidak, jadi ia buat sarapan lebih banyak hari ini.
Pintu kamar mandi terbuka, menunjukan pria wangi maskulin dengan rambut yang masih basah habis mandi dan handuk yang melingkar di lehernya. Gafa berjalan menghampiri Nora yang sedang sibuk di dapur.
“Kamu masak apa?” bisik Gafa dari belakang dengan suara rendahnya di samping telinga Nora.
Nora yang sedang fokus memotong sayuran di kagetkan dengan suara dan air yang menetes di pundaknya. Untungnya tangan ia masih utuh dan tidak tergores gara-gara Gafa.
“Ish! Kagetin aja kamu!” omelnya menatap Gafa sinis dari depan. Sedangkan ia hanya cengengesan, memang yang namanya Gafabel bikin orang kesal saja.
“Itu keringin dulu rambut kamu, masih basah juga,” omelnya lagi.
“Keringin.”
“Aku lagi masak.”
“Pleasee…”
Seketika Nora memberhentikan aktivitas memotong sayuran, berbalik badan menemui Gafa yang senyum-senyum sampai matanya berbentuk bulan sabit. Sepertinya ia sangat bahagia pagi hari ini. Nora meraih handuk yang melingkar di leher Gafa dan membasuhi rambut Gafa menggunakan handuk agar tidak menetes ke lantai.
“Udah, nih.” Nora mengulurkan handuk kecil tadi.
“Belum.”
“Apa lagi?”
Gafa menarik dagu Nora menggunakan tangan kanan dan tangan kirinya digunakan sebagai tumpuan di atas konter dapur. Lantas Gafa membuat jarak seperkian senti mendekati wajah Nora. “Can I?”
Seketika bibir Nora tidak bisa berbicara, ia hanya bisa diam membantu dengan jarak yang sangat dekat seperti ini membuatnya sangat gugup, dan jantungnya berdegup kencang seakan-akan ingin keluar dari kerangkanya. Nora menganggukkan kepalanya, alih-alih mengizinkannya. Setelah mendapatkan izin, Gafa mempejamkan matanya meraih bibir kecil Nora. Lalu melakukannya dengan sangat hati-hati seakan-akan tidak ingin membuat sang kekasih takut.
Gafa melepaskan bibirnya perlahan, kemudian menatap wajah perempuan yang ia sangat cintai. Melebihi rasa cinta Romeo kepada Juliet. Sebagai tanda akhir ia mengecup dahi Nora dengan penuh rasa sayang.
“Morning, cantik,” katanya dengan senyuman manis.