Hello Fiance?
Acara undangan hari ini turut ramai datang berbondong-bondong. Padahal dari kebelah pihak keluarga hanya mengundang yang kenal dekat saja, seperti rekan kerja, teman dekat, dan keluarga. Tapi seperkiraan mereka ini jauh lebih ramai dari undangan yang disebarkan.
Pembukaan acara akan segera dimulai di dalam aula hotel dengan nuansa hijau nature. Gadis dengan gaun putihnya duduk di meja bundar vvip dihampit oleh Gafa dan Hanniel, menunggu untuk Jake membuka acara.
“Selamat datang para tunangan yang turut hadir untuk meramaikan acara tunangan. Saya ucapkan terima kasih banyak,” ucap Jake selaku pembawa acara.
“Untuk Gafa dan Nora silakan naik ke atas untuk melaksanakan tukar cincin,” pintanya ramah dan bergeser sedikit untuk space kedua calon.
“Ayo.” Gafa mengulurkan tangan untuk membawanya ke atas sana. Namun, Nora menggigit bibirnya ragu.
“It’s okay,” ucap Gafa untuk menenangkan Nora bahwa semuanya akan berjalan baik-baik saja.
Nora meraih uluran tangan Gafa dan mengikutinya dari belakang. Seluruh undangan berteriak serta bersiul saat keduanya sudah tiba di atas panggung.
Jake menyerahkan kontak cincin yang Gafa beli sesuai request Nora yaitu tidak terlalu bagus namun sederhana, karena percuma bagus keduanya tidak akan memakainya setelah acara ini selesai. Ralat, setelah acara keluarga Halingga selesai.
Gafa meraih kotak tersebut dan membukanya. Hatinya bergemuruh tidak karuan, tangannya sangat dingin seperti di kutub utara. Ia sangat grogi saat mengambil cincin Nora dan menatapnya, sungguh ia bertunangan dengan peri langit. Sangat cantik.
Pria di depannya meraih jemari kecil putih pucat dan memasangkannya cincin. Nora menatap Gafa saat ia memasangkannya dengan sangat hati-hati agar tidak lecet. Untungnya cincin itu sempurna masuk ke jemari manisnya.
Sekarang girilan Nora untuk memasangkannya cincin, Nora meraih cincin Gafa dari kotak yang ia pegang, tangannya berusaha keras untuk tidak bergetar tapi saat ia ingin memakaikannya ke tangan Gafa tangannya bergetar, Nora menundukan kepalanya. Rasa takut, cemas, grogi, menjadi satu.
“Hey, look at me.” Gafa menaikan dagu Nora dengan sebelah tangannya, lalu menatap netra Nora berusaha menenangkannya lewat kontak mata.
Nora mengangguk, kemudian ia mencobanya lagi untuk memasangkan cincin gafa dan akhirnya lolos. Keduanya menampakkan cincin masing-masing ke para undangan yang membuatnya semakin ricuh tepuk tangan dan kata-kata selamat untuk kedua tunangan.
Jake yang berada tidak jauh dari mereka tersenyum bangga serta sedih karena Papa tidak bisa melihat putri satu-satunya bertukar cincin, karena masalah kesehatan yang menurun secara tiba-tiba sebelum acara ini dimulai. Jake mengulurkan mic untuk Gafa yang akan menyanyikan sebuah lagu untuk Nora.
“Ini mau ngapain?” tanya gadis itu kebingungan.
“Dengerin aja.” Gafa tersenyum dan memberikan kode untuk segera memulai musik untuk ia bernyanyi.
Pria dengan suite jas hitam dengan kantong yang berisi bunga mawar merah meraih genggaman jemari gadis disebelahnya dan mulai bernyanyi menatap Nora dalam-dalam.
Semoga dengan pertunangan ini gue bisa bahagia bareng lo, Nora.
Start countin' all the days Forever I will stay with you With you, one only you Go far and roam about Come back and callin' out to me To me, one only me
Gafa masih dengan menatap netra Nora yang tidak pernah lepas sejak musik dimulai. Ia hanya ingin Nora tahu tentang perasaan yang Gafa punya kepada gadis itu yang sebenarnya.
Nora yang mengikuti alur hanya bisa pasrah dan enjoy melakukannya bersama Gafa. Ia juga sesekali menatap para undangan untuk mengalihkan pandangannya ke Gafa.
Well, I'm luckiest To be the one, be the one To get you, to get you, to get you now Well, I'm happiest To found the one, found the one Found the one only kinda love
Gafa tersenyum menanpa kaki sebelahnya untuk berduduk sedikit untuk menyerahkan setangkai bunga mawar yang berada dikantong jas miliknya kepada Nora yang lagi-lagi para tamu undangan dibuat salah tingkah dengan cara Gafa treat Nora like a queen.
Nora terkekeh lalu menerima setangkai bunga tersebut dan meneteskan air matanya terharu. Entahlah ini perasaan haru dari mana, sungguh ia tidak pernah diperilakukan seperti ini oleh lelaki lain. Ini adalah pertama kalinya dan terakhir sepertinya?
Akhir dari lagu selesai Gafa sepontan memeluk Nora erat karena malu di lihat oleh banyak orang di sini. Nora yang mengerti tertawa lalu mengusap-usap punggung Gafa.
“Makasih, ya?” ucap Nora diselingkan dengan tawaan
“Gue yang berterima kasih seharusnya.”
Selamat hari pertunangan untuk Gafabel Halingga dan Seinora Clauvvie.