Dinner
Semuanya kini berada di meja makan yang diletakan sengaja berdekatan dengan pinggir pantai yang dapat menciptakan suasana kekeluargaan.
Makanan yang dihidangkan cukup banyak untuk lima orang yang seharusnya enam orang. Ayah Gafa akan menyusul ke pulau esok hari seteleh menyelesaikan pekerjaannya.
Suara dentingan garpu berlawanan dengan piring yang mengisi suasana. Mereka fokus dengan dunia masing-masing sampai akhirnya Sarah membuka perbincangan.
“Kerjaan kalian gimana aman?” tanyanya.
“Aman kok, Mah” jawab Gafa membersihkan sisa makanannya.
“Kalau Nora?” Kini netra Sarah beralih ke Nora, calon mantu kesayangannya.
“Aman Mah, aku back kerjaan senin depan.”
Sarah tersenyum. “Semangat ya. Kalau ada apa-apa ke Gafa aja, Nora.”
“Okey, Mah.”
Suasana kembali hening.
“Oh iya! Nanti Ale katanya mau adain konser Orchestra habis kelulusan, kalian dateng ya,” ujar Sarah memeluk pundak Aleyyah yang berada di sebelahnya.
“Ih! Mama itu belum pasti tau,” hardik Ale merasa malu.
“Loh serius, Le?” tanya Nora penasaran.
Sarah mengangguk antusias. “Kerenn!” serunya menunjukkan dua jempol.
“Berarti abis lulus langsung tanda tangan kontrak ke perusahaan musik dong?” tanya Gafa.
“Iya, tapi sambil kuliah. Kalau nggak kuliah diomelin ayah,” ucap Ale kecewa.
“Kuliah sama kaya sekolah TK nggak, Mah?” Kini Geral mulai bertanya.
Semuanya tertawa saat mendengar pertanyaan Geral yang sangat lucu dan ingin tahunya. “Beda dong sayang. Kuliah itu pelajarannya lebih susah cuma buat orang dewasa aja. Nanti Geral kalau sudah besar juga akan ngerasain kuliah sama kaya ayah, Mama, A’a dan Kak Nora dulu.”
“Pasti ribet ya? Geral nggak mau kuliah, Mah! Ribet.”
Gafa hanya tertawa untuk menanggapinya. “Nggak dong Geral… Ada yang namanya belajar dan usaha, pasti bisa ngerjain seluruh tugasnya kalau kamu ada kemauan,” jelas Nora untuk berubah pikir keritis Geral yang masih kecil ke arah positif.
“Nah! Bener kata Kak Nora, semuanya pasti ada rintangannya dan jalan keluarnya. Jadi, Geral harus semangat sekolahnya!”
“Bener! Jangan bilang nggak mau sekolah kalau nggak dibeliin hot wheels,” sindir Gafa.
“MAMA, A’A BOHONG!!”
Ada saja tingkah dari anak-anak yang membuatnya semakin merasa kehangatannya. Memang keluarga Halingga sangat berjauh beda dengan keluarga Matwous, mungkin karena jarak waktu yang sudah berbeda jauh dan sudah punya kesibukan masing-masing. Sungguh Nora sangat meridukan kehangatan ini, ia juga merindukan kehangatan seorang Ibu.
“Nor?” panggil Gafa yang membuat lamunan Nora buyar.
“Kenapa? Ngantuk?” tanyanya memastikan.
“Nggak kok! Gapapa,” jawabnya singgap.
“Nyanyi yuk?”
“Nyanyi apa?”
“Lagu Meant to Be, tau nggak?”
“Suara gue jelek banget serius.”
“Gapapa, ayo.” Gafa bangkit dari kursi makan dan membawa Nora ke depan untuk mengambil mic.
“Suara gue jelek, Gaf,” bisik lirih Nora ditelinga Gafa.
“Stttt, diem.” Gafa menutup mulut Nora dengan jari telunjuk di depan bibirnya yang membuat Nora terdiam.
“Ehem-ehem. Selamat malam buat Mama dan Adik-adikku, malam ini Gafa sama Nora mau membawakan lagu untuk mengisi malam yang cukup panjang ini.” Seluruh intensi kini menuju ke mereka berdua, tak hanya Mama, Ale, dan Geral. Seluruh pekerja dan mungkin saja makhluk-makhluk hidup yang berada di laut lepas di sini pun menuju kepada mereka berdua.
“WUHUUU!! AYO KAK NORA NYANYII!” seru Aleyyah dari meja makan.
Nora tersenyum dan menaikan mic di depan mulutnya. “Iya, aku nyanyi.”
“YEAYYYY!!!!”
Alunan musik mulai dimainkan dan Gafa menatap netra Nora menyakinkannya untuk bernyanyi. Bait pertama dari lirik pun mulai Nora nyanyikan dan dilanjutkan oleh Gafa.
Keduanya berhadapan yang membuat semua orang melihatnya sangat berchemistry saat menatap netra satu sama lain.
It feels like you and me are the same But we're meant to be and we're happy With all of these creatures inside as we try not to cry I think we're the same We are meant to be
Kini mereka bernyanyi penuh menjiwai seakan-akan lagu ini memang diciptakan untuk mereka yang sangat relate. Sejujurnya Gafa pun tidak tahu kalau Nora mempunya suara sebagus ini, ia cukup kagum dengan apa yang Nora punya.
Semua yang melihat pasangan ini bernyanyi untuk pertama kalinya dibuat salah tingkah. Mereka memang sangat cocok, untung takdir menemukan mereka lebih cepat dan semoga untuk selamanya.
Cheers to the story of our life, our life Tell me that you're happy now Promise that you'll never ever feel alone I will fix the broken pieces of you, dear The world is cruel but I know you'll be fine tonight 'Cause now I'm around
Hampir dipenghujung lagu penonton bertepuk tangan bahagia mendengar suara indah yang sangat menyatu. Sarah cukup haru dan bahagia karena anaknya sudah mempunyai arah jalan pulangnya.
“Suara lo bagus. Kita emang cocok deh, Nor?” ucap Gafa tersenyum.
“Iya emang,” ujar Nora dengan memutarkan matanya meledek salah tingkah.
“Untung udah tunangan.”
“Tapi belum resmi diantara kita berdua.”
“Ayo?”
“Nggak,” elak Nora dengan cepat. Kalau ia bilang ‘mau’ mau ditaro dimana harga dirinya.
“Bilang aja mau, jangan gengsi gitu,” ledek Gafa tersenyum meledek mendekati Nora.
“Shut up, Gafabel.”
“Mau ya? Mau kan?”
“APA SIH!”
“HAHAHAHAHA.”
Sedangkan yang di meja makan kebingungan dengan perilaku mereka, tadi bersikap seolah keduanya sama-sama jatuh cinta, sekarang malah seperti kucing dan anjing.
“Itu mereka kenapa, Mah?” tanya Geral.
“Lagi pacaran,” jawab Sarah enteng seraya melihat keduanya sedang lari-larian di pesisir pantai malam.