Can I kiss you?

TW // mature content

Pintu ruangan Gafa terbuka menunjukan gadis berambut panjang dengan penampilan yang sedikit terbuka. Laras dipersilahkan masuk oleh Bryan kemudian meninggalkan dua insang itu saling bertukar tatap.

Laras duduk di sofa dekat dengan meja kerja Gafa, ia memperhatikan tangan kekar Gafa memegang berbagai kertas di atas sana. Gafa belum menyambut kehadirannya sama sekali.

“Kamu ada perlu apa?” tanya Gafa tanpa melihat ke arah Laras.

“hhnngggg, saya hanya mau melihat-lihat kantor kamu yang di sini, sih. Bagus juga ternyata,” ucapnya bangkit dari sofa dan berkeliling ruang kerja Gafa.

“Jangan ganggu saya,” ucap Gafa ketus.

Laras tertawa sarkas kemudian berdiri di depan meja kerja Gafa seraya berkecak pinggang. “Kamu ingat nggak malam terakhir kita waktu itu?”

Tangan Gafa seketika berhenti. Ia menatap Laras tajam. “Get out here.”

“Hahaha, kenapa? Saya hanya berbicara fakta.”

“Saya tidak pernah tidur dengan kamu! Jangan berbicara omong kosong.”

Laras menghela nafasnya kesal seraya memutarkan matanya malas. “Saya yakin Nora belum tahu tentang ini.”

Gafa bangkit dari kursinya dengan tangan yang mengepal sempurna. “Kapan saya meniduri kamu?”

“Bahkan saya tidak bilang kalau kamu meniduri saya loh? Anda sendiri yang bilang soal itu dari tadi.” Laras terkekeh karena melihat Gafa yang sepertinya sudah terjebak dengan permainannya.

Sial.

“Terus mau kamu apa?” tanya Gafa mengacak rambutnya berantakan.

Laras berjalan berdiri di depan Gafa kemudian ia mendorong Gafa hingga ia terjatuh di kursi. Laras mengangkat senyumnya miring. Ia kini duduk dipangkuan Gafa.

“Aku mau kamu,” ucapnya seraya melepaskan dasi yang mengikatnya dikerah kemeja Gafa.

Gafa hanya diam membatu. Ia tidak tahu harus berbuat apa sekarang, pikirannya tiba-tiba saja kosong. Laras melemparkan dasi biru milik Gafa ke sudut ruangan, tangannya bergerak untuk membuka kancing demi kancing kemeja Gafa hingga dada bidang Gafa terlihat.

Laras menyandarkan kepalanya di pundak Gafa seraya tangannya mengelus pelan dada bidang Gafa dengan sensual. Gafa masih belum berkutik ia hanya menatap kosong dinding putih polos tanpa ekspersi sedikit pun.

Can I kiss you?” bisik Laras tepat di telinga Gafa.

Gafa mengangguk pelan dan Laras tersenyum senang.

Ia menarik tengkuk Gafa ke arah bibirnya. Laras menempelkan bibirnya tepat dengan bibir Gafa yang menggoda. Ia melumatnya pelan dan menggigit untuk memancing Gafa.

Gafa mendesah kesakitan kemudian ia mendorong kepala Laras agar memperdalam ciuaman tersebut. Ia membalas lumatan demi lumatan yang dibuat olehnya. Entahlah apa yang dipikiran Gafa sekarang. Mungkin ia sudah gila karena melakukan hal senonoh tanpa pengetahuan sang istri yang ia tinggalkan bersama anak-anaknya.