Boat

“Gaf, udah pake sunblock belum?” tanya Nora yang sudah berganti pakaian sambil membawa sunblock menghampiri Gafa yang sedang sibuk mengurusi kapal.

“Belum.”

“Sini.” Gafa dengan senyuman lebarnya datang menghampiri Nora dan siap untuk dipakaikan sunblock olehnya.

“Pake sendiri.” Sial ekspetasi ia terlalu tinggi kepada Nora.

“Tangan gue kotor.” Nora melirik tangan Gafa yang penuh dengan oli hitam, lalu menuangan sunblock ke tangannya untuk mengoleskan ke wajah serta tangan Gafa.

“Sinian, ketinggian.”

Gafa menurunkan sedikit kakinya agar sejajar dengan tinggi Nora. Netra mereka sama-sama bertemu, bedanya Nora langsung mengambil sedikit sunblock ke tangannya dan mulai memakaikannya di wajah Gafa. Sedangkan Gafa tidak melepaskan kontak matanya untuk melihat wajah Nora yang cantik dan memerah terkena sinar matahari. Gafa menggunakan tangan kanannya untuk menutupi sinar matahari agar silaunya tidak ke wajah Nora.

“Selesai.”

“Nih pake, silau soalnya,” kata Gafa seraya mengeluarkan kacamata hitam miliknya yang mengantung dibaju dan memakaikannya.

Thanks.” Gafa mengangguk dan memanggil Aleyyah untuk segera keluar dari Villa.

“Mama kemana, Gaf?” tanya Nora yang sedari tadi tidak melihat keberadaannya.

“Di belakang lagi cek anak keempatnya.”

“Hah? Siapa?”

“Pohon.” Nora tertawa dan mengetahui satu hal bahwa Mama Gafa sangat menyukai tumbuh-tumbuhan. Pantesan rumah Gafa banyak koleksi tumbuhan, ternyata itu punya sang Mama.

Pucuk dicinta ulam pun tiba, akhirnya Aleyyah keluar dari Villa bersama Geral dan Sarah. Mereka menaiki boat masing-masing. Aleyyah dengan Geral dan Gafa dengan Nora. Sedangkan Sarah hanya memantau menaiki kapal yang membawanya kemari.

“Pegangan Nor, takut jatuh nanti,” pinta Gafa saat ingin menyalakan mesin. Nora pun melingkarkan tangannya berada di pinggang Gafa dengan erat.

Gafa merasakan kupu-kupu yang mulai berterbangan di dalam dadanya. Ia tak pernah lepas senyuman manisnya dari tadi.

“Jangan kepinggiran, tengah aja!” kata Gafa dengan sedikit teriak agar di dengar oleh Aleyyah.

“IYAA!!” serunya.

“Hati-hati kalian, jangan ngebut ya!” ucap Sarah dari atas kapal.

“Iya, Mah!”

Gafa mulai memutarkan gas mesin dan boat berjalan pelan menyamakan dengan kecepatan Aleyyah yang tak jauh dari sisinya. Sesekali ia melihat Nora dari sisi spion, melihat wajah paniknya saat ia mulai sedikit kecepatannya.

“Gue ngebut ya Nor? Boleh nggak?” tanyanya.

“Jangan gila,” ucap Nora yang wajahnya sudah merah padam karena panas campur panik.

Gafa yang iseng ingin mengerjakan Nora pun mulai mengengaskan kecepatan mesin meninggalkan Aleyyah serta Geral yang berada di sampingnya. Refleks Nora memeluk Gafa erat karena kaget hampir terjungkal ke belakang dibuatnya.

“GAFA!!” teriaknya seraya menenggelamkan wajahnya di punggung Gafa ketakutan. Sedangkan yang mengerjakan tertawa berbahak-bahak saat Nora langsung memeluknya dan berteriak memanggil namanya.

“Sinting,” omelnya mencubit pinggang Gafa yang dengan sangat keras.

“IYA NORR IYA!! HAHAHAHA AMPUNN!” lirih Gafa berusaha melepaskan cubitan Nora dari pinggangnya dan memperlambat kecepatan.

Pria tersebut mengarahkan boat ke tempat yang bagus untuk melihat matahari tenggelam bersama Nora. Saat sudah menemukan tempat yang cocok ia mematikan mesin boat dan menoleh ke belakang memastikan kondisi Nora yang masih memeluknya erat.

“Udah nggak ngebut, Nor,” ucapnya terkekeh.

Nora yang menyadari itu langsung melepaskan tangannya dari pinggang Gafa canggung.

“Ale sama Geral kemana?”

“Paling di sana,” katanya seraya menunjuk arah selatan.

Suasana menjadi hening, hanya suara deru ombak laut yang kencang dan angin laut yang menerpa wajah, sangat sejuk. Matahari hampir tenggelam, langit-langit menjadi warna jingga. Lumba-lumba mulai naik melompat ke atas permukaan air yang menarik perhatian Nora dan Gafa.

“Lumba-lumbanya lucu,” ucap Nora menaruh wajahnya di atas pundak Gafa.

“Iya lucu, mau liat lebih deket nggak?”

“Jangan nanti dia takut ngeliat lo.”

“Mana ada,” ujar Gafa yang terdengar seperti merajuk.

Nora tersenyum menyenderkan kepalanya di pundak Gafa, akhirnya ia bisa melihat matahari tenggelam dari sisi laut. Tentunya bersama Gafa.

Gafa diam-diam memperhatikan Nora dari kaca spion yang mengarahkan ke wajahnya. Manik-manik coklat terlihat dari matanya serta pipinya yang berwarna pink dan bibir kecilnya yang sangat imut.

“Cantik.”

Hmm?

“Lo cantik.”

I love you.” lanjutnya.

Nora bergeming tak sadarkan diri setelah Gafa berbicara seperti itu. Ia mulai berasa mulas seperti perutnya di kelitiki oleh cacing-cacing di dalamnya.

I love you too.

Seketika Gafa menoleh ke belakang, terkejut dengan balasan yang ia dengar dari bibir Nora.

“Gue salah denger?”

Nora menggeleng seraya tertawa.

“Coba sekali lagi,” pintanya

I love you, Gafa.”