30.
Salsa terburu-buru memakai sepatu Heels berwarna putih miliknya, yang ia beli saat dipusat perbelanjaan sebelum hari ini. Gunanya supaya terlihat cantik dari biasanya.
Saat Salsa membuka pintu gerbang rumahnya terlihat Jergas sudah menunggunya bersender di depan mobilnya sambil bermain Handphone.
“Eh udah keluar” ujar Jergas saat menyadari Salsa menghampirinya.
Salsa tersenyum, “Makasih loh, Jer. Udah mau jemput gue”.
Jergas membuka pintu penumpang depan untuk Salsa. “Gapapa, namanya juga udah dipilih sebagai couple. Masa ngga gua jemput?” balasnya.
“Iya si bener juga”.
Jergas hanya terkekeh lalu mempersilahkan Salsa untuk duduk di dalam.
“Ayo masuk”
Salsa duduk dikursi penumpang sebelah Jergas, lalu Jergas menutup pintu mobil pelan dan bergegas ke kursi setir.
Selama diperjalanan menuju Ballroom hotel yang diadakan prom tersebut hanya bunyi radio yang mengisi kesunyian antara keduanya.
Salsa mau membuka obrolan namun takut salah mengucap, yang beresiko memalukan dirinya. Apalagi di depan crushnya sendiri.
Jergas melirik Salsa yang sedari tadi memainkan kukunya, mungkin merasa tegang langsung membuka obrolan.
“Tadi di rumah sendirian?” tanya Jergas sambil menyetir.
“Iya, udah biasa si sendirian gitu”
“Oh, sama dong berarti”
“Emangnya lo anak ke berapa, Jer?” tanya Salsa menghadap ke arah Jergas.
Jergas terkekeh “Anak ke dua, Sal. Abang gua cuma jauh kerja di Paris”.
“Oh pantesan, gue kira lo anak pertama”
“Ngga, emang ngga pernah keliatan aja. Kalo lo anak ke berapa?“ tanya Jergas balik melirik Salsa.
“Anak tunggal gue, makanya sepi” balas Salsa dengan nada sedih.
“Kan masih ada ortu lo, jangan sedih gitu dong”
“Ayah gue dinas pulang juga pasti harus nunggu berbulan-bulan, kalo bunda di rs shiftnya kadang ngga nentu gitu” jelas Salsa.
Salsa yang sadar bahwa barusan dirinya bercerita tentang keluarganya langsung meminta maaf kepada Jergas. “Eh maaf, gue ngga sengaja jadi cerita”.
“Gapapa lah santai aja, tapi kalo lo ngerasa sendirian masih ada Harsan, Wawa, sama gue” ucap Jergas sambil mengasih Coca cola yang ia belikan tadi untuk salsa.
“Nih minuman lo, minum dulu” lanjutnya
Salsa menerima minuman tersebut dan membuka tutup kalengnya dengan perlahan agar tidak tumpah ke dress cantiknya malam ini.
Sengaja Jergas memperlambat kecepatan mobilnya agar Salsa bisa minum tanpa tertumpah sedikitpun.
“Thank you”
Jergas menganguk dan kembali menyetir karna mereka sudah sampai di depan hotel tersebut.
Jergas dan Salsa sudah memasuki ke area Ballroom dengan tangan Salsa yang menggulungkan tangannya ke lengan Jergas.
Suara detak jantung yang tidak tahu lagi berapa kecepatannya, serta kupu-kupu yang mengisi perutnya yang membuat Salsa merasa geli sendiri.
Ia ikuti kemana Jergas menyapa teman-temannya, dan hanya beberapa yang Salsa tahu ia itu Reja dan Zille.
Dari beberapa info yang ia ketahui adalah bahwa Zille berselingkuh dengan Reja dibelakang Jergas sendiri.
Saat mendengar itu dari Harsan membuatnya tak habis fikir, bisa-bisanya seorang Jergas diselingkuhkan dengan perempuan tersebut.
Dan sekarang dengan rasa tidak ada malunya. Zille sedang bermesraan di depan Jergas dan dirinya.
Jergas menghampiri keduanya dengan Salsa yang disampingnya.
“Halo Ja, mesraan aja lo berdua” sapa Jergas dengan senyuman manisnya.
Salsa hanya senyum sebagai tanda sapaan.
“Wetss bro, iya lah” ucap Reja memeluk Zille yang ada disampingnya.
“Ini yang baru, Jer?” sambungnya.
“Iya, kenalin Salsa namanya” jelas Jergas memperkenalkan Salsa sebagai pacar barunya.
“Hi Salsa, salam kenal” sapa Zille mengulurkan tangannya.
Salsa jabat tangan Zille lalu tersenyum, “Salam kenal juga, Zil”
“Eh tapi gue kok jarang ya ngeliat lo? Sekolah di sini kan?” tanya Zille menaikan alisnya.
“Iya Sekolah di sini kok” jawab Salsa canggung.
“Oh lo introvert ya?”
Jergas yang menyadari topik obrolan yang dibahas Zille membuat Salsa tidak nyaman langsung membawanya mencari Harsan dan Wawa.
“Gua ke Harsan dulu ya, duluan bro” tukas Jergas dan segera membawa Salsa pergi dari mereka berdua.
Jergas langsung membawa Salsa ke tempat cake berada untuk membuat mood Salsa tetap stabil.
“Gua minta maaf tadi malah kenalin ke mereka sebagai pacar gua, omongan Zille jangan di bawa ke hati juga ya?” jelas Jergas memegang pundak Salsa.
Salsa hanya terkekeh “Gapapa kok, gue juga ngerti santai aja kali” ucap Salsa menenangkan Jergas.
Jergas menghela nafasnya sejenak, Salsa juga menyadari bahwa Jergas juga sebenarnya tidak suka dengan mereka. Namun memaksakannya untuk menyapa mereka.