105.

Mereka menuju ke tempat Off-road yang jaraknya memang cukup lumayan jauh dari Villa, namun cukup cuaca di sore hari ini lumayan bagus untuk Off-road.

Jergas memesan 4 tiket masuk dengan uang yang sudah dikumpulkan sebelumnnya.

“Lo masih lemes ngga, Sal?” tanya Jergas saat Salsa masih memilih mobil kart yang untuk dinaiki.

“Dikit doang, tapi gue bisa kok bawanya” jawabnya.

“Eh gw sama Wawa 1 mobil doang, takut Wawa bawanya ungal-ungalan” ujar Harsan menghampiri mereka.

“Lo bareng Jergas aja, Sal. Baru enakan juga kan lo? bahaya nanti” sambung Harsan.

“Mau ngga, Sal?” tanya Jergas lagi.

Salsa mengangguk menyetujui dari pada memakan banyak waktu untuk berfikir, toh Ia juga masih sangat lemas dari tadi.

“Oke, mantap jalan kita!!” seru Harsan kembali menghampiri Wawa yang sudah menaiki mobil kart dengan berbagai perlengkapannya.

Jergas dan Salsa sudah memakai perlengkapan sebaga pengaman jika terjadi sesuatu, namun semoga tidak terjadi apa-apa untuk wisata kali ini.

“Ayo, naik” ajak Jergas setelah menyalakan mesinnya sudah siap untuk berangkat.

Salsa menaiki mobil kart tersebut dengan perlahan-lahan takut jatuh karena lumayan tinggi menurutnya.

“Jangan ngebut-ngebut ya, Jer!!! awas loo!!” omel Salsa yang duduk dibelakang.

“Pegangan kalo gitu, Sal. Off-road kalo ngga ngebut, ngga seru tau!!”

Salsa menghela nafas lalu memegang baju Jergas kuat-kuat agar tidak terjatuh saat sudah jalan.

Jergas terkekeh lalu memegang tangan Salsa dan menaruhnya melingkar di perutnya. “Gini Sal, biar ngga jatuh”.

“Ck!! Iya ya!!”

Jergas tertawa dengan Salsa yang malu-malu untuk memeluknya sebagai jaminan untuk tidak terjatuh saat Off-road berlangsung.

Harsan dan Wawa sudah melaju lebih dahulu sebagai pemimpin jalan kali ini, katanya jarak untuk sampai ke garis finish itu sekitar 15 Kilometer.

Jergas melajukan mobil kartnya dengan kecepatan sedang, karena ini masih belum ada tanjakannya.

Namun sekarang tanjakkan-tanjakkan kecil sudah mulai terlihat dan Salsa semakin mempererat pelukkannya takut.

“Sal liat Sal!! ada burung itu liat!!“ seru Jergas sengaja agar Salsa melihat pemandangan dari pada menenggelamkan kepalanya di pundak Jergas.

“NGGA!! LO BOHONG KAN!!” kata Salsa yang masih mempejamkan matanya di pundak Jergas.

“Seriusan ini sumpah, liat dulu buruan”.

Salsa membuka matanya dan melihat sekitar pemadangan saat diatas sini memang terlihat bagus, dan banyak burung berterbangan.

“Beneran kan kata gua!!” ucap Jergas memperlambat mobil kartnya untuk menikmati pemandangan.

“Eh berhenti dulu boleh ngga si??”

“Ngga boleh Sal, sayang banget ini padahal pemadangannya bagus”.

“Iya bener!! sayang banget ini”

Mereka melanjutkan perjalanan menyusul Harsan dan Wawa yang sudah tidak terlihat lagi mobil kart mereka.

“Pegangan, Sal!!! gua mau ngebut ini!!” kata Jergas yang sudah bersiap-siap untuk tancap gasnya.

Salsa cepat-cepat memeluk Jergas erat dan mempejamkan matanya kembali agar tidak melihat ke arah turunan terjang bawah sana.

“JERGAS ANJIR!! INJEM REM NYA NGGA???!! CEPET!!” ucap Salsa ketakutan karna ini beneran sangat terjang dan Jergas membawanya ngebut.

“HAHAHA, ngga mau wlee” ledek Jergas.

“JERGAS SUMPAH!! PELAN-PELAN ANJIR JANGAN NGEBUT!!!”

Jergas menambah kecepatannya sedikit dan Salsa kembali berteriak. “JERGAS GUE BISA MATI KONYOL DISINI!!!”.

Jergas tertawa melihat Salsa ketakutan dibelakangnya, sebenarnya Ia juga tidak mau ngebut seperti ini. Tapi Jergas sengaja mengisengkannya.

Sampailah mereka digaris finish Salsa menghela nafasnya akhirnya siksaan dari Jergas selesai juga.

“Gimana, Sal? seru ngga?” tanya Jergas menoleh kebelakang dan melepaskan sarung tangan.

“Seru dari mana anjir!! hampir mati gue yang ada dibuat sama lo!” omel Salsa yang keringat dingin masih memeluk Jergas ketakutan.

“Hahaha, Sorry ya sorry seru si isengin lo”

“Seru kata lo?!! SERU!!??” Salsa mencubit perut Jergas pelan.

“Arghh, Iya ampun, Sal sumpah” ringis Jergas saat Salsa mencubitnya.

“Woi! turun lah, masih mau sekali puteran lagi lu berdua?” tanya Wawa yang sedang duduk istirahat dan Harsan yang sedang membeli minuman yang telah disediakan.

“Iya katanya si Salsa mau sekali lagi, Wa” jawab Jergas dengan senyumannya.

“Apaan anjir, Ngga ngga kapok gue!!” kata Salsa dan turun dari mobil kart meninggalkan Jergas.

“Hahaha, katanya mau lagi gimana si”

“Menurut lo aja deh anjir”

Jergas tertawa dan mengeluarkan botol minum berisi air putih yang sudah Ia siapkan untuk Salsa.

“Nih minum dulu, Sal” ucap Jergas mengasih botol minum tersebut.

Salsa menerimanya lalu meneguk air putih itu.,“Thanks, Jer”.

Jergas mengangguk dan mau meneguk air putih itu namun dihentikan oleh Salsa, “Ehh!! jangan di kokop, Jer”.

“Emang kenapa?”

“Itu anu… Gapapa si seterah lo”

“Yeh, kirain kenapa” ujar Jergas dan meminum botol air tersebut dengan di kokop.

Salsa mau mengasih tau kalo secara tidak berlangsung mereka berciuman, tapi malu untuk mengucapkannya karena lagi ditempat umum seperti ini.

Jergas yang pura-pura tidak tahu hanya diam dan kembali menaruh botol minum ke dalam tasnya.